20 January 2010

perlu ga sih pake nama suami di belakang nama istri? (just moslems)

Halo Kawan, smoga kbaikan untuk hari ini dan nanti selalu menyelimuti hati kawan - kawan semua. Kali ini aku ingin sekali berbagi dengan kawan tentang ilmu yang kudapat beberapa waktu yang lampau(ku bilang lampau karna emang uda luama bwgd, beberapa tahun lalu), pas aku berkunjung (bahasa kerennya, ZIARAH SYUYUKH) ke rumah seorang Ustadzah yang wajah dan korespondensinya sudah setia mengisi salah satu rubrik di sebuah majalah religi yang bernama 'UMMI'. Kawan sudah pernah membacanya? Sudah? ya aku rasa  kawan tau siapa beliau, ya ya ya beliau adalah Ustadzah Herlini Amran. :) Familiar bukan namanya? Belum? owh owh ada yang belum kenal beliau, coba sekali-kali mengunjungi rubrik beliau di majalah tersebut, atau kalo kawan mau yang gratisan kawan bisa liat di sini.

Waktu kami berkunjung ke tempat beliau, kami memang sengaja ingin menuntut ilmu dari beliau berkaitan dengan 'PENDIDIKAN SEKS ANAK', tapi sayang bukan tema ini yang ingin aku bagi di sini, melainkan salah satu point yang beliau sampaikan adalah berkenaan dengan keperluan seorang istri menyertakan nama suaminya di belakang namanya. Okelah lain waktu aku bagi tentang 'PENDIDIKAN SEKS ANAK' di blog ini, penting loh buat kawan semua meskipun kawan belum menikah dan punya anak. setuju kan? (setuju dunk.. maksa mode on)

Balik lagi ke bahasan kali ini. Kkeperluan seorang istri menyertakan nama suaminya di belakang namanya. Kira-kira menurut kawan semua, apa sih keperluan/kepentingan atau manfaatnya seorang istri memakai nama suaminya di belakang namanya?
kira-kira nih kalo aku buat jawabannya (pede aja lagi, mewakili perempuan :) ) :
1. Biar diketahui suaminya siapa, misal nama nya Ani, karena suaminya bernama Budi jadilah di panggil Ibu Budi, tul nggak? (harus betul... maksa lagi)
2. kebiasaan yang berkembang di sekitar, kalo arisan dan berkumpul biasanya suka memanggil dengan pangilan suaminya misal ibu Budi, ibu Budi dan Ibu Budi. hehhe
3. ikut-ikutan... . bisa jadi... .
4. dll, sesuai dengan alasan kawan-kawan :D

Anyway, apapun jawaban kawan. Intinya sama pemakaian nama suami di belakang nama istri itu ternyata tidak dibenarkan, menurut agama. Nah kalo di depan, ditengah? di mana aja kawan letaknya, tetep ga boleh. Maksa mode on ^_^
Kata bu Herlini, menyertakan nama suami di belakang nama istri atau pemakaian nama suami sebagai panggilan nama kita misal Ibu Budi atau Ibu Ani Budi.. . dst itu adalah tradisi orang yahudi, kawan bisa liat di wikipedia atau tanya mbah google atau search engine lainnya deh terserah kawan. Dalam Islam justru yang terpenting adalah nama bapak/ayah/papa/abi/abah di belakang nama wanita sekalipun ia sudah menikah. Pernah ga kawan membaca sirah kemudian disebutkan bahwa Aisyah Muhammad? ada ga? hayoo? yang ada juga Aisyah binti Abu Bakar kan? Begitupun yang lainnya, dan kita sebagai ummat Islam ngikutin dunk apa yang udah dicontohin sama TELADAN TERBAIK kita? Rasulullah SAW. SEPAKAT? Dan Bu Herlini Amran, Amran bukanlah nama suaminya, tapi nama ayahnya... . gitulah kenapa dengan bangga aku tambahkan BASHORI dibelakang namaku, karna itu adalah nama Bapak aku, Jadi Mauna Bashori. Mauna adalah panggilan kesayangan Bapakku swaktu beliau masih ada. Jadi bertambah rinduku pada mereka... Smoga Allah himpun kami nanti di SurgaNya kelak, amin

Well, itulah kenapa aku g pernah menyertakan nama suamiku di belakang namaku. Dan Catatan kecil ini smoga bisa menjawab pertanyaan kawan yang bertanya2 dengan nama belakang yang kutambahkan, juga para kawan perempuan muslimah, apa kamu mau menirukan tradisi orang yahudi? Jawabannya ada pada kalian, kawan. CU again

3 comments:

  1. jujur, saya baru tahu. Emank kalau dilogika ya begitu itu.

    Saya jadi inget betapa bapak saya ngotot mencantumkan namanya di nama saya di akta kelahiran, mungkin khawatir ngga dianggap bapak.

    tapi itulah, betapa pentingnya sebuah nasab.

    jadi nama saya dalam hal ini adalah : Ibnu Ali.

    ReplyDelete
  2. mba nikmah, salam kenal. saya jg sepakat dg mba nikmah. sampai skr saya tidak menggunakan nama suami dibelakang nama saya. walaupun, saat kami tinggal di jepang, itu dianggap sneh :D

    ReplyDelete