27 April 2011

Ide Baru

Rupanya sudah agak lama aku tak memperbaiki rumah ini. Suami bilang, sayang rumah lama terbengkalai setelah punya rumah baru. Kemudian kami terlibat obrolan yang panjang, sampai pada suatu kesimpulan, suami memberikan ide baru untuk rumah lama ini.

Apakah ide baru itu?
Yaa ide suami untuk memintaku merenovasi ulang desain rumah beserta seluruh interiornya menjadi sesuatu yang baru. Boleh juga, kataku akhirnya. Hmm, untuk itu aku sedang berpikir gimana enaknya, meluluskan permintaan suamiku itu. Berpikir bagaimana caranya agar rumah ini kembali ramai dikunjungi... Ada saran, enaknya seperti apa?? Masih mencoba mengumpulkan banyak masukan dan harus banyak belajar kepada para pendahulu nih... hhe

03 February 2011

Sambang dulu ke rumah lama ^_^

Ini adalah kali pertamanya aku login ke blogspot di tahun 2011. Dan sepertinya memang sudah sangat lama tidak menyambangi rumahku yang di sini. Rindu juga sama blogspot. Bagaimanapun juga blogspot sudah mengenalkan aku pada aktivitas blogging beberapa tahun silam, sekalipun tidak aktif menulis. Aku tetap mempertahankan blog ini, meski waktu itu tidak pernah terbersit ingin aktif di dunia maya seperti sekarang ini (eh, baru tahap mencoba aktif ^_^). Sampai akhirnya resign kerja dan menikah, aku mulai lagi menulis di blog ini setelah beberapa bulan menikah dan sedang hamil. Masih jarang-jarang sih, ya maklumlah pengangguran banyak acara dan lagi seneng-senengnya menikmati 9 bulan yang menakjubkan. Aihihi... .

Di penghujung tahun 2006 aku mulai blog ini dengan tulisan pertamaku adalah salam perkenalan. Sekian lama blog ini hanya di isi dengan artikel-artikel yang ku sadur dari beberapa sumber, tentunya dengan menyebutkan sumber di mana artikel tersebut kuperoleh. Mengalir, berlanjut kepada tulisan-tulisanku tentang kehamilan. Sempat berhenti lama, dan mulai aktif kembali sejak setahun yang lalu hingga sekarang.

Menyenangkan sekali, bisa berkenalan dengan banyak orang dan saling berbagi lewat tulisan. Meskipun tak pernah bertatap muka dan berada dalam ruang yang sama, namun masih bisa saling berbagi dan saling silaturrahim, asik bukan?!

16 December 2010

Mencoba Blog Baru

Ternyata pake layanan ini lumayan juga. Ini blog baru di layanan tersebut. http://rumahmauna.wordpress.com

09 December 2010

Syukur

Alhamdulillah masih diberi kesempatan oleh Allah diberikan banyak kenikmatan dengan jalannya masing-masing.
Bersyukur masih bisa menyaksikan dan menemani anak-anak tumbuh dan mengajarkan kebaikan kepada mereka. Bersyukur dipercayakan sepasang anak laki dan perempuan. Bersyukur atas semua kebaikan yang Allah berikan yang tentunya didapat dengan jalannya masing-masing sesuai dengan yang Allah gariskan.
Bersyukur masih diberi kesempatan melahirkan anak-anak yang lucu dan semoga kelak menjadi anak-anak yang shalih dan mampu menjadi penyejuk mata bagi orang-orang dilingkungannya. Meskipun dengan cara yang berbeda dari ibu-ibu kebanyakan yang melahirkan bayinya dengan normal dan tanpa masalah. Aku masih bersyukur, walau harus melalui jalan yang berbeda, kedua anakku lahir dengan operasi dan bermasalah dengan Berat Badannya (BBLR). Tapi ya itulah, setiap kebahagiaan ditempuh dengan jalannya masing-masing. 
Dan cara Allah itu indah sekali untuk membuat ummatnya mendapatkan  suatu pengetahuan. Dengan berbagai masalah terkait kandungan yang beberapa kali harus kulalui, membuatku semakin banyak mendapat ilmu tentang kedokteran, kesehatan, kandungan, penyakit dan bayi dengan beberapa masalah baik karena BBLR maupun Premature.
Mungkin tulisan berikutnya akan mengulas tentang hal-hal baru yang kudapatkan. InsyaAllah

Azizah Al-Haqqoni

Ini Foto Azizah 3 minggu, masih imut

Mas Fathan sayang dedek Azizah

 
Dedek Azizah lagi pules bobok


Mas Azizah seneng ada dedek

Hati-Hati Memilih Dokter Kandungan

Untuk Kawan Perempuan baik yang masih gadis ataupun sudah ibu-ibu, baik yang sudah hamil maupun yang sedang merencanakan kehamilan. Tak lupa buat para laki-laki yang dalam hal ini bapak ataupun suami. Sebaiknya anda perlu berhati-hati memilih dokter Spesialis Kandungan/Obgyn (dspog), kenapa? Karena objek yang diperiksa adalah daerah rawan yang kalau terjadi kesalahan bisa berakibat fatal. 

Menyinggung tentang kesalahan diagnosa/pemeriksaan, akhir-akhir ini sering terjadi malpraktek, bahkan tak sedikit kasus-kasus malpraktek terjadi di rumah sakit - rumah sakit besar yang ditangani oleh dokter-dokter dengan jam terbang tinggi dan dengan fasilitas penunjang pemeriksaan yang berkualitas. Begitupun di sekitar saya, beberapa terjadi di rumah sakit dan orang-orang disekeliling saya baik dokternya sebagai pelaku malpraktek maupun pasien dalam hal ini sebagai korban, termasuk saya sendiri.

Berikut beberapa kasus malpraktek yang terjadi di sekitar saya dan yang saya alami sendiri sebagai pengalaman pribadi yang saya pikir baik untuk dibagi agar orang lain tidak menjadi korban yang sama.

Kasus pertama diceritakan oleh seorang kawan sesama ibu, yang korbannya memang tidak saya kenal, tapi dokternya adalah dokter yang sama yang menangani saya, hanya saja kami berdua berada pada RS yang berbeda. Karena dspog yang bersangkutan memang praktek di banyak tempat di RS-RS Besar. Sebut saja ibu A yang baru mengetahui bayinya tidak lengkap jarinya setelah keluar dr RS. Ibu A tidak tahu sebelumnya karena selama di RS yang mengurusi bayi adalah perawat dan pastinya bayi di bedong terus selama di RS kecuali saat berganti pakaian saja terlihat jari-jarinya itupun yang merawat bayi adalah perawat. Namun baiknya sang perawat yang menjadi operator selama ibu A di ruang operasi mengadukan kejadian yang disimpan rapat oleh dspog yang menangani ibu A ini. Bahwasannya pada saat melakukan bedah di perut ibu A dengan pisau laser, jari si dedek bayi ikut terpotong dan disimpan di saku pakaian steril yang diapakai oleh dspog yang menangani dan tidak melaporkan diri ke pihak RS. Dan Dspog yang bersangkutan diskors dari RS tersebut.

Kasus Kedua, masih dengan dokter yang sama namun dengan sumber yang berbeda. Sumbernya adalah teman kakak yang merupakan korban langsung dari si dspog yang sama tersebut. Ibu tersebut menyampaikan ke kakak saya, bahwa bayinya meninggal di dalam kandungan tanpa sebab dan itu tidak terdeteksi selama pemeriksaan padahal ibu itu mengaku kalau dia melakukan pemeriksaan rutin. Wallahua'lam bis shawwab

Kasus ketiga, ini terjadi pada seorang istri teman suami, kebetulan saya juga kenal hanya saja dokter yang menangani berbeda. singkat cerita, Ibu tersebut melakukan bedah cesar untuk mengeluarkan bayinya dan diikuti terpotongnya saluran kencing yang mengakibatkan ibu tersebut harus memakai kateter selama 3 minggu setelah bedah cesar yang dilakukannya. 

Kasus berikutnya, dialami oleh tante saya. Beliau cesar anak pertama dan beberapa waktu sesudahnya mengalami nyeri/sakit hebat di perutnya. Ternyata setelah dilakukan USG, tampak sebuah gunting bedah di dalam perutnya. Akhirnya tante saya harus dibedah lagi untuk mengeluarkan gunting yang tertinggal di dalam perutnya.

Kasus terakhir adalah kasus yang saya alami sendiri. Seperti saya sampaikan di tulisan saya sebelumnya, saya mengetahui bahwa kandungan saya bermasalah setelah mendekati waktu kelahiran. Tepatnya di minggu ke 35 masa kehamilan saya. Bermula dari pemeriksaan dua mingguan hingga masuk pemeriksaan satu mingguan saya curiga dengan perut yang tak kunjung membesar dan berat badan bayi yang tak juga bertambah. Padahal dari beberapa sumber yang saya dapat, seharusnya pertumbuhan BB bayi di minggu-minggu ini naik 0.5 kg. Karena diagnosa dokter menyatakan sehat dan normal lagi-lagi saya ga bisa bertanya lebih banyak karena setiap pertanyaan saya selalu dijawab dengan, "gak papa, ibu. Bayinya sehat dan normal". Sebenarnya meski tidak nyaman karena jawaban beliau di setiap waktu kontrol selalu sama dan waktu pemeriksaan yang terburu-buru, saya terpaksa menerima karena beliau adalah dspog perempuan satu-satunya di RS besar di dekat tempat tinggal saya. Dan Sebagai second opinion saya periksa di tempat lain dengan dokter yang berbeda (kali ini terpaksa karena dokternya laki-laki, hiks) dan kebetulan di RS tersebut menerima share jamkes untuk PNS. Dari hasil pemeriksaan dspog ini, menurut beliau terjadi beberapa keanehan dalam kandungan saya, ketuban yang berkurang dan BB bayi yang terjadi selisih lebih kecil 4 minggu dari yang seharusnya. Intinya bayi tidak berkembang dan harusnya sudah diketahui dari 4 minggu yang sebelumnya. Akhirnya setelah mencari dokter yang lain sebagai penguatan dari dua pendapat yang berbeda, saya mencoba mencari opini yang lain dari dokter senior di RS yang lain. Dari sanalah aku harus puas dengan diagnosa dokter yang mendukung pernyataan dokter kedua atas pemeriksaan kandunganku. Dan akhirnya harus dilakukan bedah cesar karena ketuban sudah kering. Inilah foto bayiku yang kata dokter yang membantu proses kelahirannya, seperti berada di padang pasir-kering kerontang.



Pendidikan Seks Anak

Postingan ini terinspirasi dari koment saya di blog teman.

Menurut penjelasan Bu Herlini Amran, Sebagai orang tua, mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak dini itu hukumnya wajib… tentu saja sesuai dengan porsinya.
1. mengajarkan anak rasa malu sejak ia masih bayi, misal membiasakan ia mandi dan berganti pakaian di tempat tertutup atau tidak di depan orang lain
2. menjaga anak perempuan dalam berpakaian, terutama ketika saudaranya (kakak/adiknya) sudah mengerti perbedaan aurat laki dan perempuan
3. memisahkan tempat tidur atr anak laki dan perempuan sejak usia tamyiz (7-10 th)
4. mengajarkan kepada anak untuk meminta ijin sebelum masuk kamar ortu/sauadaranya sejak usia tamyiz
5. mengajarkan anak tentang cara berpakaian sejak kecil (pakaian laki dan pakaian perempuan)
6. mengajarkan anak maskulin untuk anak laki dan feminin untuk anak perempuan dalam hal berpakaian dan mainan
7. mengajarkan anak thdp semua pekerjaan tanpa memandang gender
8. membiasakan anak menjalankan kewajiban dalam islam sejak kecil, dan mengajarkan anak kewajiban2 yang tidak boleh ditinggalkan setelah ia baligh
9. mengajarkan anak pendidikan ttg Rumah Tangga ketika menjelang pernikahannya
10. yang ini mohon maaf ya, tp penting sekali. orang tua tidak berhubungan suami istri di dekat (dalam satu ruangan) anak skalipun anak sedang tidur dan masih bayi.

pengetahuan ini saya dapat sewaktu kunjungan ke rumah bu herlini amran dan beliau menerangkan ttg pendidikan seks anak sejak dini. smoga bermanfaat

11 November 2010

Hasil Second Opinion

Serangkaian test pemeriksaan mulai dari USG hingga CTG telah kulalui. Dengan tetap menenangkan hati dan menguatkan diri, aku coba bertanya pada perawat hasil dari pemeriksaan tadi. Dan benar saja mengetahui hasilnya membuatku bertambah tegang, apalagi tampak raut muka perawat yang menanganiku sedikit cemas. Kesimpulan dari rangkaian pemeriksaan adalah, aku harus segera mengeluarkan janin yang ada dalam kandunganku, malam ini atau besok pagi. Allahu akbar.. Rabb, kuatkan hamba.. Mencoba tetap tegar..

10 November 2010

Tanpa ditemani Suami

Mencoba sabar dan tegar, terbayang perjalanan pulang, sendiri tanpa ditemani suami, ga ada ojek, ga ada taxi pula.
Bingung, cemas, sedih membuat butir2 air mata serasa mau tumpah manakala telepon dan pesan tak henti2nya masuk menanyakan hasil pemeriksaan, menambah sesak dada yang sedari tadi mencoba menahan diri untuk tetap tegar.
Alhamdulillah sedikit lebih tenang, ada mas yang bisa jemput dan memberikan penguatan. Juga suami yang berjanji segera pulang setelah merampungkan tugasnya. Allah jagalah kami.

08 November 2010

Second Opinion (part 2)

Masih soal second opinion.
Malam itu juga, setelah menitipkan fathan pada budhenya, aku berangkat ke RS tujuan dengan diantar tukang ojek (yang ini bukan jekpri, tp bener2 tukang ojek). Maklumlah suamiku masih seorang kuli yang siap terima tugas tambahan sewaktu2. Jadilah aku konsultasi sendirian.
Tanpa komunikasi panjang lebar, dokter menyuruhku mengikuti serangkaian tes sebagai pemeriksaan lanjutan. Tentulah aku smakin stress, apalagi serangkaian tes yang kujalani slesai hingga larut malam. Bersambung..